MEDAN MAKNA AKTIVITAS KAKI DALAM BAHASA SASAK DIALEK A-E

Authors

  • Lukmanul Hakim Badan Riset dan Inovasi Nasional https://orcid.org/0000-0002-3034-7713
  • Roveneldo Badan Riset dan Inovasi Nasional
  • Nasikhatul Ulla al Jamiliyati Universitas Merdeka Malang
  • Arjulayana Universitas Muhammadiyah Tangerang

DOI:

https://doi.org/10.62107/mab.v17i1.715

Keywords:

inventarisasi; medan makna; aktivitas kaki; bahasa Sasak

Abstract

Inventarisasi bahasa-bahasa daerah perlu terus dilakukan karena hasilnya dapat digunakan, di antaranya untuk memperkaya kosakata dan menambah lema Kamus Besar Bahasa Indonesia. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menjaga kelestarian bahasa dan budaya daerah, seperti memasukkan pelajaran bahasa daerah sebagai sebagai muatan lokal di sekolah dasar dan menengah. Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi leksikon bahasa Sasak, dialek a-e yang berkaitan dengan medan makna aktivitas kaki. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitiaan ini adalah metode deskriptif-kualitiatif. Data dalam penelitian ini didapatkan dari komunitas tutur asli bahasa Sasak, dialek a-e di dua desa dan kelurahan yang berada di Kabupaten Lombok Tengah. Data dalam penelitian ini berupa data Kamus bahasa Sasak Indonesia dan data lisan dari penutur bahasa Sasak, dialek a-e. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah telaah pustaka, teknik cakap, dan teknik simak. Adapun teknik yang digunakan untuk analisis data adalah teknik analisis komponen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahasa Sasak memiliki 37 leksem dan 6 submedan makna yang berkaitan aktivitas kaki. Leksem-leksem medan makna aktivitas kaki dalam bahasa Sasak yang berhasil dijaring adalah nganjeng ‘berdiri’, terenjeng ‘berdiri terpaku’, betelékot ‘berdiri santai, betelinjaq ‘berjinjit’, betomet ‘berdiri dengan tumit’, ngangkang ‘berdiri mengangkang, nyerutat ‘bangun tergopoh-gopoh’, toès ‘bangun’, lampaq ‘berjalan’, melèce ‘lalu lalang’, bekasor ‘berjalan dengan menggesek-gesekkan telapak kaki’, ngampang ‘berjalan merangkak’, kebunjaq ‘berjalan tidur’, beténgkak ‘berjalan dengan satu kaki’, ngésot ‘berjalan dengan pantat’,  ngelamang ‘keluyuran’, pelai ‘lari’, rarat ‘lari cepat’, ngijik ‘lari dengan langkah-langkah pendek’, kebur ‘kabur’, mimit ‘lari sangat cepat’, babar-abar ‘lari tunggang langgang’, barong-arong ‘berlomba lari’, maléq ‘mengejar’,  ngober ‘mengusir’, nyeran ‘memburu’, nendang ‘menendang’, nyépor ‘menendang dari belakang’, ngelanjak ‘menendang dengan telapak kaki bawah’, ngapér ‘menendang  menyapu’, ngetik ‘menendang ke belakang’,  ngapak ‘menendang ke belakang dengan perut  telapak kaki’, begenjah ‘menginjak’, ngerencak ‘menginjak dengan keras’,  ngémoq ‘menginjak-injak cucian’, ngicaq ‘menginjak pelan’, nyelontak ‘melompat’, ngeléngkak ‘melangkahi’, berunjaq ‘berlompat-lompat’, dan nyerimpoh ‘terjun’.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biography

Lukmanul Hakim, Badan Riset dan Inovasi Nasional

https://orcid.org/0000-0002-3034-7713 https://scholar.google.com/citations?hl=en&user=yvU7X8IAAAAJ https://garuda.kemdikbud.go.id/author/view/2559957 https://sinta3.kemdikbud.go.id/authors/profile/6051108  

References

Alfazary, B. (2018). Medan Makna Aktivitas Tangan dalam Bahasa Sasak Isolek Perina Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah. Universitas Mataram.

Chaer, A. (2012). Linguistik Umum. Yogyakarta: Rineka Cipta.

Hakim, L. (2022). Medan Makna Aktivitas Tangan dalam Bahasa Sasak. MABASAN, 16(2), 329–360. https://doi.org/10.26499/mab.v16i2.571

Hakim, L., Nuryati, Hartini, Muslim, N., & Yudiastini, N. M. (2017). Kamus Sasak-Indonesia (II). Mataram: Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat.

Harianti, E. K., Madeten, S. S., & Syahrani, A. (2019). Medan Makna Verba Gerakan Kaki Dalam Bahasa Melayu Dialek Sambas. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran, 8(9), 1–10. https://garuda.kemdikbud.go.id/documents/detail/1514081

Hasanah, N. (2017). Sinonim dalam Medan Makna “Menyakiti” dalam Bahasa Sasak Dialek Ngeno-Ngene. Lingua, 14(1), 113–126.

Hilmi, H. S., & Loren, F. T. A. (2019). Medan Makna Aktivitas Tangan dalam Bahasa Sasak Dialek Ngeno-Ngene. Ranah: Jurnal Kajian Bahasa, 8(1), 53–75. https://doi.org/10.26499/rnh.v8i1.625

Kridalaksana, H. (2009). Kamus Lingusitik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Lehrer, A. (1974). Semantic Fields and Lexical Structure. North Holand Publishing Company.

Lyons, J. (1968). Introduction to Theoretical Liunguistics. Cambridge University Press.

Mahsun. (2006). Metode Penelitian Bahasa: Tahapan strategi, Metode, dan Tekniknya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Matthews, P. H. (1981). Syntax. Cambrige University Press.

Nardiati, S., Suwadji, Laginem, & Sumadi. (1998). Medan Makna Aktivitas Kaki dalam Bahasa Jawa (S. R. H. Sitanggang, Ed.). Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

NH, S. R. (2021). Medan Makna Aktivitas Kaki dalam Bahasa Sasak di Desa Paok Motong Kabupaten Lombok Timur: Kajian Semantik. Universitas Airlangga.

Pateda, M. (2010). Semantik Leksikal. Rineka Cipta.

Setiawan, I. (2018). Verba Lempar Bahasa Sasak: Kajian Metabahasa Semantik Alami. Jurnal Ilmiah Telaah, 3(1).

Sudaryanto. (1993). Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Tim Redaksi KBBI. (2012). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.

Wedhawati. (1994). Analisis Komponen dan Struktur Medan Leksikal (+ TUTUR + MITRAWICARA * SERIUS). Universitas Gadjah Mada.

Zulkarnain, L. P. (2018). Medan Makna Aktivitas Kaki dalam Bahasa Sasak di Desa Sakra Lombok Timur Provinsi Nusa Tenggara Barat. Jurnal Sangkareang Mataram, 4(4), 46–48.

Published

2023-07-07

Issue

Section

Articles
Abstract viewed = 2860 times