KEARIFAN LOKAL SUKU SASAK SEBAGAI MODEL PENGELOLAAN KONFLIK DI MASYARAKAT LOMBOK
DOI:
https://doi.org/10.62107/mab.v12i1.34Keywords:
puisi, jembut, postmodernisme, parodi, camp, skizofreniaAbstract
Kearifan lokal sebagai suatu kekayaan budaya yang mengandung nilai pandangan, kebijakan, dan kearifan hidup masyarakat dalam banyak ragam variannya, seperti tercermin dalam konsep krama, sesenggak. perteke, atau lelakaq. Namun saat ini kearifan lokal masih belum difungsikan secara optimal, padahal kearifan lokal dapat dijadikan rujukan sebagai model dalam pengelolaan konflik dan masalah sosial di masyarakat. Keterlibatan kearifan lokal dapat diupayakan melalui pembangunan perdamaian untuk mencegah dan melokalisir konflik di masyarakat, karena melibatkan kearifan lokal terbukti mampu mempertahankan harmoni sosial. Artikel ini berupaya mendeskripsikan kearifan lokal suku Sasak dengan pendekatan kualitatif berbasis content analisis. Dalam upaya pengelolaan konflik harus ada keterlibatan tokoh agama dan tokoh adat dalam mendorong hadirnya peningkatan apresiasi masyarakat terhadap kearifan lokal. Oleh karena itu, untuk menjadikan kearifan lokal sebagai model dalam pengelolaan konflik, maka perlu direvitaliasi dan disosialisasikan secara sistematis dan massif sehingga dapat fungsional sebagai model pengelolaan konflik di masyarakat Lombok. Pendekatan multikultural berbasis kearifan lokal ini merupakan model penting yang dapat dimanfaatkan untu pngelolaan konflik di wilayah ini.Local wisdom can be defined as a local cultural treasure that contains the values of life policy, life viewpoints, and living wisdom. Local wisdom not only applied locally to a particular culture or ethnic, but also to be a cross-cultural or cross-etnical known as the concept of Bhineka Tunggal Ika (Unity in Diversity) in which there are teachings of mutual assistance, tolerance, hard work, and mutual respect. Local wisdom can be used as a reference in solving problems in the community.In the related reconciliation efforts, it was revealed that there was the involvement of religious and traditional leaders in encouraging the enhancement public appreciation of local wisdom. The local wisdom of the Sasak tribe varies widely, as reflected in the concept of krama, sekenggak. perteke, or lelakaq. Sasak local wisdom needs to be revitalized and socialized systematically and synergistically by traditional leaders, religious leaders and stakeholders in the region to function as a model of conflict management in Lombok society. This multicultural approach based on local wisdom is an important model that can be utilized to minimize conflicts in the region.Downloads
References
Abdullah, Irwan, dkk (ed.).(2008). Agama dan Kearifan Lokal dalam Tantangan Global. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ayatrohaedi.(1986). Kepribadian Budaya Bangsa (local Genius). Jakarta: Pustaka Jaya.
Baidhawy, Zakiyuddin. (2001).“Membangun Sikap Multikulturalis perspektif Teologi Islam”. Makalah pada Halqah Tarjih: Menuju Muslim Berwawasan Multikultural, 2001.
Fukuyama, F. (2002). The Great Disruption: Hakikat Manusia dan Rekonstitusi Tatanan Sosial. Yogyakarta: Qalam Press.
Ismail. (1990). Wawasan Jatidiri dalam Pembangunan Daerah. Semarang: Effhar dan Dahara Prize.
Ja’far, M.(2009). Agama dan Pergeseran Refresentasi: Konflik dan Rekonsiliasi di Indonesia. Jakarta: The Wahid Institute.
Kaplan, D. and Robert A, Manners. (1972). Culture Theory. New Jersey: Prentice Hall, Inc., Englewood Cliffs.
Koentjaraningrat. (1993). Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Penerbit Djambatan.
Marzali, Amri, dkk. (2003). Konflik Komunal di Indonesia Saat Ini. Jakarta: INIS
Nasir, Mohamamd. (1998). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Sarjana, Agus. (2004). “Otokritik Islam dan Budaya Sasak Yang Mandul Mencegah Kekerasan” dalam Diskusi Publik “Peran Agama Dalam Mencari Solusi Kekerasan” Praya, 16 Februari 2004.
Sholahuddin, Marwan. “Mengenal Kearifan Lokal di Klepu Ponorogo: Praktik Hubungan Sosial Lintas Agama dan Mekanisme Pencegahan Konflik”
Sriyanto, Agus. (2012).“Resolusi Konflik Keluarga Berbasis Kearifan Lokal Islam Nusantara”. Jurnal Analisis, Volume XII, Nomor 2, Desember 2012
Sriyanto, Agus. (2012).“Resolusi Konflik Keluarga Berbasis Kearifan Lokal Islam Nusantara”. Jurnal Analisis, Volume XII, Nomor 2, Desember 2012
Suprapto. (2013). “Revitalisasi Nilai-Nilai Kearifan Lokal Bagi Upaya Resolusi Konflik”. Jurnal Wali Songo, Vol.21, No. 1, 2013
Zada, Khamami, dkk.(2008).Prakarsa Perdamaian: Pengalaman dari Berbagai Konflik Sosial. Jakarta: Lakpesdam NU.
Zuhdi, Muhammad Harfin. (2015). Parokialitas Adat Wetu Telu: Dialektika Agama Lokal di Bayan Lombok. Mataram: Sanabil.
Published
How to Cite
Issue
Section
- Author grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work’s authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal’s published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work.
- Every accepted manuscript should be accompanied by "Copyright Transfer Agreement"prior to the article publication.