KEARIFAN LOKAL SUKU SASAK SEBAGAI MODEL PENGELOLAAN KONFLIK DI MASYARAKAT LOMBOK

Authors

  • Muhammad Harfin Zuhdi Universitas Negeri Mataram

DOI:

https://doi.org/10.62107/mab.v12i1.34

Keywords:

puisi, jembut, postmodernisme, parodi, camp, skizofrenia

Abstract

Kearifan lokal sebagai suatu kekayaan budaya yang mengandung nilai pandangan, kebijakan, dan kearifan hidup masyarakat dalam banyak ragam variannya, seperti tercermin dalam konsep krama, sesenggak. perteke, atau lelakaq. Namun saat ini kearifan lokal masih belum difungsikan secara optimal, padahal kearifan lokal dapat dijadikan rujukan sebagai model dalam pengelolaan konflik dan masalah sosial di masyarakat. Keterlibatan kearifan lokal dapat diupayakan melalui pembangunan perdamaian untuk mencegah dan melokalisir konflik di masyarakat, karena melibatkan kearifan lokal terbukti mampu mempertahankan harmoni sosial. Artikel ini berupaya mendeskripsikan kearifan lokal suku Sasak dengan pendekatan kualitatif berbasis content analisis. Dalam upaya pengelolaan konflik harus ada keterlibatan tokoh agama dan tokoh adat dalam mendorong hadirnya peningkatan apresiasi masyarakat terhadap kearifan lokal. Oleh karena itu, untuk menjadikan kearifan lokal sebagai model dalam pengelolaan konflik, maka perlu direvitaliasi dan disosialisasikan secara sistematis dan massif sehingga dapat fungsional sebagai model pengelolaan konflik di masyarakat Lombok. Pendekatan multikultural berbasis kearifan lokal ini merupakan model penting yang dapat dimanfaatkan untu pngelolaan konflik di wilayah ini.Local wisdom can be defined as a local cultural treasure that contains the values of life policy, life viewpoints, and living wisdom. Local wisdom not only applied locally to a particular culture or ethnic, but also to be a cross-cultural or cross-etnical known as the concept of Bhineka Tunggal Ika (Unity in Diversity) in which there are teachings of mutual assistance, tolerance, hard work, and mutual respect. Local wisdom can be used as a reference in solving problems in the community.In the related reconciliation efforts, it was revealed that there was the involvement of religious and traditional leaders in encouraging the enhancement public appreciation of local wisdom. The local wisdom of the Sasak tribe varies widely, as reflected in the concept of krama, sekenggak. perteke, or lelakaq. Sasak local wisdom needs to be revitalized and socialized systematically and synergistically by traditional leaders, religious leaders and stakeholders in the region to function as a model of conflict management in Lombok society. This multicultural approach based on local wisdom is an important model that can be utilized to minimize conflicts in the region. 

Downloads

Download data is not yet available.

References

Abdullah, Irwan, dkk (ed.).(2008). Agama dan Kearifan Lokal dalam Tantangan Global. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ayatrohaedi.(1986). Kepribadian Budaya Bangsa (local Genius). Jakarta: Pustaka Jaya.

Baidhawy, Zakiyuddin. (2001).“Membangun Sikap Multikulturalis perspektif Teologi Islam”. Makalah pada Halqah Tarjih: Menuju Muslim Berwawasan Multikultural, 2001.

Fukuyama, F. (2002). The Great Disruption: Hakikat Manusia dan Rekonstitusi Tatanan Sosial. Yogyakarta: Qalam Press.

Ismail. (1990). Wawasan Jatidiri dalam Pembangunan Daerah. Semarang: Effhar dan Dahara Prize.

Ja’far, M.(2009). Agama dan Pergeseran Refresentasi: Konflik dan Rekonsiliasi di Indonesia. Jakarta: The Wahid Institute.

Kaplan, D. and Robert A, Manners. (1972). Culture Theory. New Jersey: Prentice Hall, Inc., Englewood Cliffs.

Koentjaraningrat. (1993). Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Penerbit Djambatan.

Marzali, Amri, dkk. (2003). Konflik Komunal di Indonesia Saat Ini. Jakarta: INIS

Nasir, Mohamamd. (1998). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Sarjana, Agus. (2004). “Otokritik Islam dan Budaya Sasak Yang Mandul Mencegah Kekerasan” dalam Diskusi Publik “Peran Agama Dalam Mencari Solusi Kekerasan” Praya, 16 Februari 2004.

Sholahuddin, Marwan. “Mengenal Kearifan Lokal di Klepu Ponorogo: Praktik Hubungan Sosial Lintas Agama dan Mekanisme Pencegahan Konflik”

Sriyanto, Agus. (2012).“Resolusi Konflik Keluarga Berbasis Kearifan Lokal Islam Nusantara”. Jurnal Analisis, Volume XII, Nomor 2, Desember 2012

Sriyanto, Agus. (2012).“Resolusi Konflik Keluarga Berbasis Kearifan Lokal Islam Nusantara”. Jurnal Analisis, Volume XII, Nomor 2, Desember 2012

Suprapto. (2013). “Revitalisasi Nilai-Nilai Kearifan Lokal Bagi Upaya Resolusi Konflik”. Jurnal Wali Songo, Vol.21, No. 1, 2013

Zada, Khamami, dkk.(2008).Prakarsa Perdamaian: Pengalaman dari Berbagai Konflik Sosial. Jakarta: Lakpesdam NU.

Zuhdi, Muhammad Harfin. (2015). Parokialitas Adat Wetu Telu: Dialektika Agama Lokal di Bayan Lombok. Mataram: Sanabil.

Published

2018-10-15

How to Cite

Zuhdi, M. H. (2018). KEARIFAN LOKAL SUKU SASAK SEBAGAI MODEL PENGELOLAAN KONFLIK DI MASYARAKAT LOMBOK. MABASAN , 12(1), 64-85. https://doi.org/10.62107/mab.v12i1.34

Issue

Section

Articles
Abstract viewed = 2941 times