Distribusi dan Pemetaan Varian-varian Bahasa Bugis di Kabupaten Bima dan Dompu
DOI:
https://doi.org/10.62107/mab.v2i1.121Keywords:
nggusu waru, kepemimpinan modern, masyarakat BimaAbstract
Indonesia memiliki bahasa daerah dan dialek yang berbeda-beda. Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan salah satu wilayah yang memiliki bahasa daerah yang aneka ragam dan masing-masing memiliki aturan-aturan atau kaidah-kaidah yang berbeda-beda dan tidak menutup mungkin pula adanya persamaan-persamaan yang terdapat di dalamnya. Di wilayah Nusa Tenggara Barat, bahasa yang digunakan secara garis besar ada empat, yaitu bahasa Sasak, dan bahasa Bali, dominan terdapat di Pulau Lombok, sedangkan bahasa Sumbawa digunakan di Pulau Sumbawa bagian Barat serta bahasa Bima digunakan oleh masyarakat Bima dan Dompu di Pulau Sumbawa bagian Timur. Di samping itu, ada bahasa lain seperti bahasa Jawa, bahasa Bugis, bahasa Selayar, dan bahasa Sunda dan lain-lain yang jumlah pemakainya tidak sebesar empat bahasa tersebut.Karena adanya bahasa yang aneka ragam ini, penulis mencoba mengkaji salah satu bahasa, yaitu bahasa Bugis yang bukan daerah asal (bahasa Bugis yang berada di Kabupaten Bima dan Dompu). Dalam hal ini, penulis ingin mencoba memberikan informasi tentang bahasa tersebut yang berkaitan dengan lokasi, jumlah penuturnya, dan varian-variannya.Bahasa Bugis di Provinsi Nusa Tenggara Barat hampir terdapat pada semua daerah pesisir pantai. Namun, dalam penelitian ini membatasi diri pada bahasa Bugis yang ada pada Pulau Sumbawa Bagian Timur yaitu di Kabupaten Bima dan Dompu.Downloads
References
Bawa, I Wayan. 1983. Bahasa Bali di Bali: Sebuah Analisis Geografi Dialek”.Jakarta: Universitas Indonesia (Disertasi Doktor).
Blust, Robert A. 1970. “Proto-Austronesian Addenda”. Oceanic Linguistics. IX/2: 104-162.
Blust, Robert. 1972. “Additions to Proto-Austronesian Addenda and Proto-Oceanic Addenda with Cognates in non-Oceanic Austronesian Languages”. Working Papers in Linguistics (Hawaii). 4.8: 1-17.
Blust, Robert. 1973. “Additions to Proto-Austronesian Addenda and Proto-Oceanic Addenda with Cognates in non Oceanic Austronesian Languages II’. Working Papaers in Linguistics (Hawaii). 5.3:33-61
Bynon, T. 1979. Historical Linguistics. Cambridge: University Press.
Brandes, J.L.A. 1884. Bijderage tot de Verglijkende Klankleer der Westerse Afdeeling van de Meleiiche Polynesische Taalfamilie. Utrecht.
Crowley, Terry. 1987. An Introduction to Historical Linguistics. Papua New Guinea: University of Papua New Guinea Press.
Danie, J. Akun. 1990. Kajian Geografi Dialek di Minahasa Timur Laut. Jakarta: Balai Pustaka.
Dempwolff, Otto. 1938-1938. Vergleichende Lautlehre des Austronesischen Wortschatzes I-III: Austroneschies Wörterverzeichnis. Beihefte ZES 15, 19. Berlin: Dietrich Reimer.
Dyen, Isidore. 1971. “The Austronesian Languages and Proto-Austronesian”. Current Trends in Linguistics 8: 5-54.
Dyen, Isidore. 1978. “The Position of Languages of Eastern Indonesia”. Proceedings SICAL. Fascicle 1: 235-254. Pacific Linguistics. C.61.
Esser, S.J. 1938. Atlas van Tropisch Nederland. Batavia Centrum.
Grijn, C.D. 1991. Kajian Bahasa Melayu-Betawi. Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti.
Haas, Mary. 1966. The Prehistory of Languages. The Hague: Mouton.
Herusantoso, Suparman dkk. 1987. “Pemetaan Bahasa-Bahasa di Nusa Tenggara Barat”. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Hudson, A.B. 1970. “A Note on Selako: Malayic Dayak and Land Dayak Languages in Western Borneo”, dalam Sarawak Museum Journal, 18: 310-318.
Kridalaksana, Harimurti. 1984. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia.
Lehman, winfred P. 1973. Historical Linguistcs: An Introduction. New York: Holt, Rinehart, and winston Inc.
Mahsun. 1994. “Penelitian Dialek Geografis Bahasa Sumbawa”. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada (Disertasi Doktor).
Mahsun. 1995. Dialektologi Diakronis: Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Mahsun. 1997. “Linguistik Diakronis dan Pengembangan Materi Muatan Lokal Bahasa Daerah yang Berwawasan Kebangsaan”. Makalah pada Seminar Internasional Bahasa dan Budaya di Dunia Melayu, di Universitas Mataram, Juli 1997.
Mahsun. 1998. “Pengembangan Materi Muatan Lokal yang Berdimensi Kebhinnekatunggalikaan dan Pengajarannya: Penyusunan Bahan Pelajaran Bahasa Sasak dengan Memanfaatkan Variasi Bahasa yang Berkerabat”. Laporan Riset Unggulan Terpadu Tahun I, 1998. Dewan Riset Nasional: Jakarta.
Mantja, Lalu. 1984. Sumbawa pada Masa Dulu: Suatu Tinjauan Sejarah. Surabaya: Rinta.
Mbete, Aron Meko. 1990. “Rekonstruksi Protobahasa Bali-Sasak-Sumbawa’. Jakarta: Universitas Indonesia (Disertasi Doktor).
Nothofer, Bernd. 1975. The Reconstruction of Proto-Malayo-Javanic. S’Gravenhage-Martinus Nijhoff.
Nothofer, Bernd. 1981. Dialekktatlas von Zentral-Java. Wiesbaden: Otto Harrassowitz.
Nothofer, Bernd. 1987. “Cita-cita penelitian Dialek”. Dewan Bahasa: 31, 2.
Poerwadarminta, W.J.S. 1939. Baoesastra Djawa. Groningen, Batavia: J.B. Wilters’ Uitgevers Maat Schapij N.V.
Sukartha, I Nengah dkk. 1987. “Geografi Dialek Bahasa Sumbawa di Pulau Sumbawa”. Denpasar: Laporan Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Bali.
Tawangsih Lauder, Multamia R.M. 1990. “Pemetaan dan Distribusi Bahasa-bahasa di Tanggerang”. Disertasi Doktor. Jakarta: Universitas Indonesia.
Teeuw, A. 1951. Dialekt-Atlas van/ of Lombok. Jakarta: Biro Reproduksi Djawatan Tofografi.
Teeuw, A. 1958. Lombok: Een Dialect Geogrfische Studie. S’Gravenhage: Martinus Nijhoff
Uhlenbeck, E.M. 1949. De Structuur van het Javaanse Morpheem. Bandoeng: A.C. Nix.
Usman, Arifin, 1979, “Proses Morfemis Dalam Bahasa Bima Yang Menghasilkan Kata Kerja” (Skripsi), Ujung Pandang. Fakultas Sastra, Universitas Hasanuddin.
Voegelin, C.F. dan Z.S Harris. 1951. “Method For Determining Intelligibility Among Dialects of Natural Lnguage”. Dalam Antrophological Philosopical Society-Proceeding. 95:3.
Wacana, H.L. 1988. Sejarah Daerah Nusa Tenggara Barat. Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Nusa Tenggara Barat.
Wurm, S.A. and S. Hattori. 1983. “Map of Insular Southeast Asia. II”. Pacifics Linguistics. C.76.
Published
Issue
Section
- Author grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work’s authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal’s published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work.
- Every accepted manuscript should be accompanied by "Copyright Transfer Agreement"prior to the article publication.